Perlawanan Mataram terhadap VOC
(1628-1629)
Sultan
Agung (1613-1645) adalah raja terbesar Mataram yang bercita-cita: (1)
mempersatukan seluruh Jawa di bawah Mataram, dan (2) mengusir Kompeni (VOC)
dari Pulau Jawa. Untuk merealisir cita-citanya, ia bermaksud membendung
usaha-usaha Kompeni menjalankan penetrasi politik dan monopoli perdagangan
Pada
tanggal 18 Agustus 1618, kantor dagang VOC di Jepara diserbu oleh Mataram.
Serbuan ini merupakan reaksi pertama yang dilakukan oleh Mataram terhadap VOC.
Pihak VOC kemudian melakukan balasan dengan menghantam pertahanan Mataram yang
ada di Jepara. Sejak itu, sering terjadi perlawanan antara keduanya, bahkan
Sultan Agung berketetapan untuk mengusir Kompeni dari Batavia.
Serangan
besar-besaran terhadap Batavia, dilancarkan dua kali. Serangan pertama, pada
bulan Agustus 1628 dan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang I di bawah
pimpinan Baurekso dan Dipati Ukur, sedangkan gelombang II di bawah pimpinan
Suro Agul-Agul, Manduroredjo, dan Uposonto. Batavia dikepung dari darat dan
laut selama tiga bulan, tetapi tidak menyerah. Bahkan sebaliknya, tentara
Mataram akhirnya terpukul mundur.Perlawanan pertama mengalami kegagalan
disebabkan :
1. Kondisi pasukan Mataram yang kelelahan
2. Terserang penyakit
Perlawanan
rakyat Mataram kedua terhadap VOC di Batavia dilaksanakan tahun
1629. Sultan Agung menyerang Batavia untuk kedua kalinya yang dipimpin
oleh Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Pasukan Mataram berusaha
membendung sungai Citarum yang melewati kota Batavia. Pembendungan itu pun
bermaksud agar VOC di Batavia kekurangan air dan mudah kelelahan. Strategi
ini ternyata cukup efektif, terbukti bangsa Belanda kekurangan air dan
terjangkit wabah penyakit malaria dan kolera yang sangat membahayakan jiwa
manusia.
Perlawanan
pasukan Mataram yang kedua terpaksa mengalami kegagalan lagi karena :
1. Kalah persenjataan.
2. Kekurangan persediaan makanan, karena
lumbung-lumbung persediaan makanan yang dipersiapkan di Tegal, Cirebon, dan
Kerawang telah dimusnahkan oleh Kompeni.
3. Jarak Mataram – Batavia terlalu jauh.
4. Datanglah musim penghujan, sehingga
taktik Sultan Agung untuk membendung sungai Ciliwung gagal.
5. Terjangkitnya wabah penyakit yang
menyerang prajurit Mataram
Tidak ada komentar:
Posting Komentar